Ronggolawe Sang Adipati Tuban

Aryo Ronggolawe, seorang pahlawan yang berjasa besar dalam pendirian Kerajaan Majapahit, merasa kecewa dan tidak dihargai karena tidak ditunjuk sebagai mahapatih. Ia telah setia membantu Raden Wijaya sejak awal pembukaan hutan Tarik hingga berperang melawan Jayakatwang. Namun, ketika Majapahit berdiri, jabatan mahapatih diberikan kepada Nambi, yang dinilai Ronggolawe tidak pantas.

Merasa harga dirinya terhina, Ronggolawe berencana menghadap Raden Wijaya untuk meminta penjelasan. Ia ditemani oleh kuda saktinya, Nilam Umbara, yang bisa merasakan bahaya. Setelah bertemu dengan Ronggolawe, keputusan Raden Wijaya mengenai pengangkatan Nambi sebagai mahapatih tidak berubah. Ronggolawe pun kembali ke Tuban bersama para pengikutnya. Nambi melaporkan kepada Raden Wijaya bahwa Ronggolawe membantai pemuda yang tidak mau bergabung dengannya dan membakar rumah warga. Raden Wijaya pun memerintahkan Nambi untuk menangani Ronggolawe, sekaligus membuktikan kelayakan Nambi sebagai seorang mahapatih.

Nambi menghadang pasukan Ronggolawe bersama para senopati Majapahit yang berpihak padanya. Dengan bantuan Nilam Umbara, Ronggolawe berhasil mengalahkan mereka semua. Nambi yang memimpin pasukan justru melarikan diri dari pertempuran. Ia berlari menyelamatkan dirinya sendiri. Kabar kekalahan pasukan dan kaburnya Nambi didengar oleh Raden Wijaya. Sang Raja merasa bahwa ketidakpuasan Ronggolawe mungkin ada benarnya.

Kekalahan para senopati membuat panglima kerajaan, Kebo Anabrang, marah. Ia yang juga merupakan sahabat Ronggolawe, menantang Ronggolawe untuk bertarung satu lawan satu di Sungai Tambakberas. Nilam Umbara yang memiliki firasat buruk mencoba menolak, tetapi Ronggolawe tetap nekat. Dalam pertarungan, Kebo Anabrang menggunakan siasat untuk memisahkan Ronggolawe dari Nilam Umbara. Tanpa bantuan kuda saktinya, Ronggolawe pun kalah dan gugur. Nilam Umbara yang menyaksikan kematian tuannya membawa jasad Ronggolawe pulang ke Tuban sebelum akhirnya mati. Kematian Ronggolawe membuat Raden Wijaya marah besar karena ia merasa sangat berhutang budi pada Ronggolawe. Sebagai akibatnya, Kebo Anabrang yang telah membunuh Ronggolawe dijatuhi hukuman mati. Nambi yang melarikan diri dari pertarungan pun diturunkan dari jabatannya.

Hukuman mati bagi Kebo Anabrang dan diturunkannya Nambi dari jabatannya memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat bahwa keberhasilan yang diperoleh dengan cara-cara yang kurang baik tidak akan bertahan lama. Kisah Ranggalawe memberikan keteladanan yang kuat tentang kesetiaan, keberanian, dan kecintaan pada tanah air. Sebagai pengikut setia Raden Wijaya, Ronggolawe berjuang gigih membantu mendirikan Kerajaan Majapahit dan menunjukkan dedikasi luar biasa. Ronggolawe adalah sosok berprinsip yang berani menyuarakan apa yang diyakininya benar demi keadilan. Ranggalawe juga sangat mencintai Tuban, wilayah yang dipimpinnya, sehingga ia dikenang sebagai pahlawan dan bupati pertama yang dihormati hingga kini.

Cerita ini dikutip dari:
Sasmito, Joko Adi. 2007. Ranggalawe Sang Adipati Tuban. Jakarta: Pusat Bahasa.
Sungkowati, Yulitin, dkk. 2011. Antologi Cerita Rakyat Jawa Timur. Surabaya: Balai Bahasa Jawa Timur.

Share this Post

Selamat datang di laman resmi Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur