Anugerah Sutasoma Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur 2025
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menggelar acara Anugerah Sutasoma pada Rabu, 15 Oktober 2025, pukul 09.00—selesai di Gedung Tjut Nya; Dien, Balai bahasa Provinsi Jawa Timur, Jalan Gebang Putih No. 10, Sukolilo, Surabaya. Acara tersebut merupakan program rutin setiap tahun Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur untuk memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur. Anugerah Sutasoma, yang tahun 2025 ini memasuki tahun ke-17, bertujuan memberi apresiasi kepada pengarang-pengarang yang telah menghasilkan karya-karya terbaiknya, kalangan yang berjasa dan berdedikasi dalam bidang kesusastraan Indonesia dan daerah di Jawa Timur. Terdapat tujuh kategori anugerah yang namanya diambil dari mahakarya pujangga pada masa Kerajaan Majapahit, berjudul Sutasoma karya Mpu Tantular, yang di dalamnya terdapat semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Dr. Puji Retno Hardiningtyas, S.S.M.Hum., dan pejabat dari berbagai lembaga mitra balai bahasa. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur menjelaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur adalah unit pelaksana teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk wilayah Jawa Timur. Setiap tahun lembaga kebahasaan dan kesusastraan yang kini berkantor di Jalan Gebang Putih No. 10, Sukolilo, Surabaya itu menganugerahkan penghargaan kepada para penulis, penggiat sastra, dan guru bahasa/sastra di Jawa Timur yang menunjukkan eksistensi, dedikasi, dan kualitas pada bidangnya. Acara tahun ini menghadirkan undangan 150 orang, meliputi sastrawan, seniman, akademisi, penggerak seni dan sastra, komunitas sastra, dan guru di Jawa Timur serta menghadirkan 2 kelompok penampil pertunjukan sastra. Penghargaan diberikan untuk tujuh kategori, yaitu sastrawan, komunitas sastra, buku sastra Indonesia, buku sastra daerah, buku esai/kritik sastra, guru bahasa dan sastra Indonesia serta guru bahasa dan sastra daerah. Masing-masing mendapatkan piagam dan uang.
Berikut ini perincian peraih Anugerah Sutasoma untuk tahun 2025.
1. Kategori sastrawan: Sunarko Budiman (sastrawan dari Kabupaten Tulungagung, telah berkarya lebih dari 46 tahun)
2. Kategori karya sastra Indonesia: kumpulan puisi Anjing-Anjing Lepas Amarah (penerbit Edisi Mori, Malang, 2025) karya Yohan Fikri (pengarang dari Malang).
3. Kategori karya sastra daerah: novel Ontrang-Ontrang Langit Payaman (Dispursip dan Sengker Kuwung, Banyuwangi, Juli 2025) karya Kang Ujik (Abdullah Fauzi), sastrawan daerah dari Banyuwangi.
4. Kategori komunitas sastra: Komunitas Kampoeng Jerami (Moncek Tengah, kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep).
5. Buku esai/kritik sastra: Puitika Kematian dalam Puisi Indra Tjahyadi (penerbit Pelangi Sastra, Malang, 2025) karya Nanda Alifya Rahmah (Surabaya)
6. Kategori guru bahasa dan sastra Indonesia: Suwarsono (SMPN 1 Puri, Kabupaten Mojokerto)
7. Kategori guru bahasa dan sastra daerah: Supriyoko (SMPN 1 Parang, Kabupaten Magetan).
Acara Anugerah Sutasoma dimeriahkan dengan pertunjukan sastra lisan kentrung modern oleh Sanggar Seni Gedhang Godhog dari Kabupaten Tulungagung. Sanggar Seni Gedang Godhog adalah Juara 1 Festival Teater Bahasa Jawa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur tahun 2024. Pembacaan puisi etnik oleh Imam Riadi dari Blitar, Lukman Hakim AG dari Sumenep, Abdullah Fauzi dari Banyuwangi tampilan musikalisasi puisi persembahan Komunitas Kampoeng Jerami.
Dewan juri Anugerah Sutasoma 2025 terdiri atas akademisi, peneliti, dan sastrawan. Mereka adalah Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. (Guru Besar Sastra Indonesia Universitas Negeri Malang), Prof. Dr. Darni, M.Hum. (Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Surabaya), Dr. M. Shoim Anwar, M.Pd. (Sastrawan dan dosen Universitas Adi Buana Surabaya), Bramantio, M.Hum. (kritikus sastra, dosen Universitas Airlangga), dan Mashuri, M.A. (sastrawan, peneliti sastra, Dewan Kesenian Jawa Timur).
Teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara. Anugerah tersebut didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. Adapun dalam penghargaan yang aktif adalah panitia di Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Pihak panitia yang proaktif mengumpulkan karya dan menelusuri sepak terjang sastrawan dan penulis di Jawa Timur dalam kurun waktu tertentu. Namun, panitia tetap terbuka untuk menerima kiriman buku dan usulan berkas dari para penulis dan komunitas di Jawa Timur sepanjang tahun. Penilaian akan dilakukan pada bulan Agustus sehingga karya/berkas usulan yang dikirim atau diperolah setelah 31 Juli akan diikutkan penilaian pada tahun berikutnya jika masih memenuhi kriteria untuk buku terbitan 1 tahun terakhir. Bulan September adalah masa rapat juri dan penetapan penerima penghargaan. Bulan Oktober penyerahan penghargaan dan pengumuman ke publik.
Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur.