Pemantauan dan Evaluasi Revitalisasi Bahasa Daerah Madura di Bondowoso

Bondowoso - Selasa, 16 September 2025, Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) melalui Tim Revitalisasi Bahasa Daerah melaksanakan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Revitalisasi Bahasa Daerah Madura Wilayah Bondowoso. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur dengan melibatkan para pendidik, pegiat bahasa, serta komunitas pendidikan yang berkomitmen menjaga eksistensi bahasa Madura di tengah arus modernisasi.
Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ajang formal, melainkan juga ruang refleksi untuk menilai sejauh mana praktik baik pengimbasan telah berjalan di sekolah-sekolah. Baik siswa maupun guru mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan bagaimana bahasa Madura dapat dipelajari, diajarkan, dan dirayakan dengan cara yang kreatif.
Dalam kegiatan kali ini ada dua narasumber, yaitu Reqqi Faishol Amin, S.Pd., M.Pd. dari UPTD SMP Negeri 2 Prajekan. Dalam sambutannya, Reqqi menekankan bagaimana strategi pengimbasan mampu menghadirkan pembelajaran bahasa Madura yang bermakna. Reqqi menegaskan bahwa siswa bukan hanya mempelajari teori, melainkan juga menikmati proses belajar dengan penuh keceriaan.
“Revitalisasi bahasa Madura melalui pengimbasan ini membuat siswa lebih dekat dengan bahasa ibu mereka. Bahasa Madura bukan hanya dipelajari, tetapi juga dipraktikkan dengan gembira,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Rudiyanto, Guru Ahli Pertama di SDN Cerme 5 Bondowoso, menyoroti dimensi kolaboratif dari pengimbasan. Menurut Rudiyanto, pengimbasan tidak hanya menyasar siswa, melainkan juga menjadi ruang penguatan antarpendidik.
“Pengimbasan kepada sesama guru memberi semangat baru. Kami saling menguatkan untuk melestarikan bahasa Madura di ruang kelas,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga didukung dengan penyampaian testimoni oleh Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso, yang juga menegaskan dukungan penuh terhadap revitalisasi bahasa daerah.
“Kami mendukung penuh program ini karena bahasa daerah adalah kekayaan budaya yang harus dijaga bersama," katanya. Dari kalangan siswa, terdengar suara polos namun penuh makna. Salah seorang peserta mengaku menemukan sisi lain bahasa Madura. “Belajar bahasa Madura jadi menyenangkan. Saya jadi tahu kalau bahasa Madura itu indah dan penting,” tuturnya dengan antusias.
Tidak ketinggalan, perwakilan MGMP Bondowoso juga memberikan testimoni terkait dengan peran MGMP dalam mendampingi para guru agar pengimbasan berjalan konsisten.
“MGMP Bondowoso berkomitmen mendampingi guru dalam mengimplementasikan hasil pengimbasan, agar pembelajaran bahasa Madura semakin kuat,” jelasnya.
Dari seluruh rangkaian kegiatan, tampak jelas bahwa revitalisasi bahasa daerah bukan hanya tentang menjaga sebuah sistem bahasa, tetapi juga tentang merawat identitas dan warisan budaya. Bondowoso telah menunjukkan bahwa upaya bersama, baik dari siswa, guru, maupun pemerintah daerah, dapat menghidupkan kembali semangat untuk mencintai bahasa ibu.